twitter
rss


Satuan bentuk yang terkecil dalam bahasa adalah fonem  dan yang terbesar adalah karangan. Di antara keduanya terdapat deretan bentuk morfem, kata, frasa, kalimat, dan alinea .

Fonem --> Morfem --> Kata --> Frasa --> Kalimat --> Alenia --> Karangan
Ilustrasi diatas dimulai dari yang terkecil.

Ketujuh satuan bentuk bahasa itu baru diakui eksistensinya jika mempunyai makna atau dapat mempengaruhi makna. Maksud pernyataan ‘dapat mempengaruhi makna’dalam hal ini adalah kehadirannya dapat mengubah makna atau menciptakan makna baru. Setiap bentuk harus mempunyai makna dan setiap maknaharus didukung oleh bentuk tertentu. Hubungan antara bentuk dan makna dapat diibaratkansebagai dua sisi mata uang:satu sama lainnya melengkapi. Bentuk yang tidak mempunyai makna tidakakn mendapat tempatdalam tatanan satuan bentuk bahasa. Dalam contoh di bawah ini dapat dilihat bagaimana fonem,morfem, dan kata berpengaruh terhadap makna.
1)  Perhatikan peranan fonem sebagai pembeda makna dalam deret kata berikut.
                        Seret = ‘ tersendat-sendat;tidak lancar’
                        Seret = ‘menarik suatu benda menyusur tanah
                        Apel = ‘nama buah’
                        Apel = ‘wajib mengikuti upacara’
              Perhatikan pula peranan fonem lain dalam deret kata di bawah ini .
                        cari-jari-lari-mari-tari
                        bayu-kayu-kuyu-sayu
                        kerang-perang-serang-terang
Disini tampak bagaimana kehaditan satu fonem mengakibatkan perubahan makna / menimbulkan makna baru.
2)  Perhatikan peran morfem  -an,di-,-lah,me-,ter- sebagai pembentuk kata-kata        baru. Dengan bantuan morfem tersebut,dari kata dasar ‘makan’ dapat dibentuk kata:
makanan , dimakan,makanlah, memakan, termakan
dapat kita lihat,akibat morfem yang berbeda,arti kata-kata itu satu sama lainnya menjadi berbeda.
3)  Perhatikan  kata   sepeda, ambil, dingin,  kuliah. Keempat  kata yang diambil secara acak itu  kita akui  sebagai kata,karena setiap kata mempunyai makna. Kita akan meragukan, bahkan  cenderung  memastikan bahwa adepes, libma, ningid, hailuk bukan kata bahasa indonesia karena tidak  mempunyai makna.

0 comments:

Post a Comment